Rabu, 27 Mei 2009

Kasus DBD Merebak, Dinkes Lakukan Fogging


MUNGKID (KR) – Pergantian musim dari hujan ke kemarau, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) diwilayah Kabupaten Magelang, kembali merebak. Hingga pertengahan Mei ini saja, kasus DBD menunjukkan kenaikan jumlah kasusnya. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan melakukan fogging dan meminta warga untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Berdasarkan data Dinkes setempat, sejumlah kasus DBD yang ditemukan dari awal tahun hingga Mei 2009, sebanyak 87 kasus. Khusus diwilayah Puskesmas 1 Mertoyudan, selama Mei sudah 3 kasus yang ditemukan. Umumnya,

tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Magelang.

Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Kabupaten Magelang, Budi Suprastowo Senin (4/5) dikantornya mengatakan, untuk meminimalisir pertambahan penyakit tersebut, tidak bisa hanya dilakukan sepihak, namun harus bersama-sama baik pemerintah maupun masyarakat. “Untuk masyarakat dengan meningkatkan PHBS dan PSN. Sedang kami menyediakan obat-obatan dan langkah antisipasi lainnya,” katanya.

Terkait kasus DBD, menurut Budi, dewasa ini perkembangan jentik nyamuk telah berubah polanya. “Dulunya, jentik nyamuk hanya menyerang di daerah perkotaan padat dengan suhu yang panas, kemudian sanitisasi jelek dan mobilitas penduduknya tinggi. Namun yang terjadi sekarang, jentik nyamuk sudah merambah ke desa-desa didaerah pegunungan yang beriklim dingin. Karena itu, kami tidak bisa memastikan kenaikan maupun penurunnya,” jelasnya.

Sedang untuk meminimalisir kenaikan kasus DBD, pihaknya sudah melakukan upaya fogging (pengasapan), PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) serta pembentukan juru pemantau jentik di daerah endemis. “Selain itu, kami juga melakukan sosialisasi upaya penanggulangannya. Namun perlu didasari jika tingkat perhatian masyarakat terhadap kasus ini masih sangat kurang,” tegasnya.

Sementara untuk penyakit malaria, kata Budi, penularan kasus ini lebih banyak terjadi dari luar daerah. “Biasanya, dibawa warga yang dating dari luar daerah yang endemik penyakit malaria. Diantaranya, seperti Bangka Belitung, Papua, Maluku, Sumatera dan daerah endemis malaria lainnya. Untuk antisipasinya, kami telah meminta kepala desa untuk terus melakukan pendataan terhadap pendatang maupun penduduk yang pergi ke luar daerah,” ujarnya. (Bag)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar